HIDUP SEBAGAI ANAK-ANAK TERANG
HIDUP SEBAGAI ANAK-ANAK TERANG
( Efesus 5 : 1 – 21 )
Anak-anak yang kekasih; berarti Allah sangat mengasihi manusia ( Yoh 3:16, Mrk 1:11) melebihi kasih-Nya kepada makhluk lain di muka bumi ini. Oleh karena itu manusia dituntut untuk menunjukkan kasih kepada orang-orang yang percaya dan harus diaplikasikan supaya manusia hidup di dalam kasih. Kasih merupakan perbuatan Tuhan yang sudah nyata, baik bagi manusia secara umum, maupun bagi orang percaya khususnya. Maka, tidaklah berlebihan kalau Tuhan menuntut orang percaya untuk menyatakan secara nyata bagi sesama (1 Yoh 4:19).
Orang-orang yang sudah hidup di dalam kasih Allah tidak akan mengucapakan perkataan kotor, yang kosong, dan sembrono. Perkataan kosong dan sembrono menunjuk kepada kekasaran bicara, makian, dan lelucon sembrono yang melebihi batas budi bahasa yang baik. Selalu bersyukur, itulah yang diinginkan Tuhan karena dengan bersyukur manusia tidak akan pernah merasa kekurangan.
Rasul Paulus seperti halnya Jemaat Efesus, tahu dengan pasti bahwa semua orang (baik anggota gereja maupun tidak) yang berbuat zinah, tidak kudus, atau serakah (lebih mengutamakan materi daripada Allah) tidak akan masuk Kerajaan Kristus. Hal ini diajarkan oleh keyakinan kuat oleh nabi dalam Perjanjian Lama (Yer 8:7 ; Yeh 13;10) dan para Rasul dalam gereja di Perjanjian Baru (1 Kor 6:9 ; Gal 5:21). Orang serakah menunjuk kepada perbuatan-perbuatan bejat yang keterlaluan yang terjadi apabila manusia hidup demi pemuasasn selera duniawi semata-mata, sehingga dengan demikian menjadi penyembah berhala (Flp 3:19). Orang yang melakukan dosa-dosa tersebut memberikan bukti yang jelas bahwa mereka tidak diselamatkan, tidak memiliki hidup Allah, dan terpisah dari hidup kekal.
Paulus tahu ada guru yang akan mengajar Jemaat Efesus bahwa mereka tidak perlu takut akan murka Allah atas kebejatan mereka karena itu dia menasehati, “ Janganlah kamu disesatkan orang,”. Jelas disini bahwa orang dapat saja ditipu untuk percaya bahwa orang yang amoral dan tidak suci hidupnya mempunyai bagian, di dalam kerajaan kristus.
Orang seperti itu adalah orang-orang yang Kristen dulu yang masih hidup dalam kegelapan atau disebut anak-anak kegelapan. Tapi oleh kasih karunia Allah mereka telah dibawa ke dalam terang (1 Ptr 2:9). Hidup sebagai anak-anak terang adalah sebutan bagi orang-orang yang sudah percaya dan mau menerima kristus sebagai Tuhan dan juruslamat. Hidup sebagai anak-anak terang akan membuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran.
Orang yang setia kepada Kristus tidak mungkin bersikap netral atau berdiam diri terhadap perbuatan-perbuatan kegelapan dan kejahatan. Mereka harus selalu siap membeberkan, menegur, dan menetang semua bentuk kejahatan. Dengan sungguh-sunguh menentang ketidakbenaran berarti membenci dosa (Ibr 1:9), memihak kepada Allah dalam menentang kejahatan, dan tetap setia kepada Kristus yang juga menyingkapkan perbuatan-perbuatan jahat. Orang Kristen sebagai anak-anak terang memancarkan sinar untuk menerangi kegelapan (Flp 2:15) dari manusia yang melakukan kejahatan dalam kerahasiaan atau kemunafikan.
Perkataan “Bangunlah, hai kamu yang tidur, bangkitlah dari antara orang mati, kriistus akan bercahaya atas kamu” menunjukkan bahwa orang-orang yang dulunya adalah gelap akan dibabtis kembali sebagai bentuk ‘pencerahan’ dan dilukiskan sebagai kebangkitan orang yang bertobat dari kematian dosa menuju hidup baru dalam persekutuan dengan Tuhan yang terang dan hidup (Rm 6:24).
”Janganlah seperti orang bebal”,. Dalam hal ini, orang bebal adalah orang yang tidak suka diajar, tidak peduli dengan nasehat apalagi teguran. Orang bebal selalu merasa benar dalam jalan yang ia tempuh, dan jika ada orang yang tidak sepaham dengan dia maka ia menganggap orang yang tidak sepaham itu salah sebab dia tidak pernah merasa salah. Orang bebal tentu saja tidak akan menyukai Firman Tuhan sebab Firman Tuhan itu adalah untuk mengajar sementara mereka tidak suka diajar, untuk menyatakan kesalahan sementara mereka selalu merasa diri mereka benar, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran. Semua itu bertentangan dengan keberadaan diri mereka yang selalu merasa sempurna dan benar (2 Tim 3:16-17). “Jadilah seperti orang arif” sebab orang arif adalah orang yang mau diajar, suka menerima nasehat dan bertindak hati-hati dalam hidupnya. Sebab ia tahu bahwa sekali ia memutuskan hal yang salah, hal itu akan membawa dampak di masa yang akan datang dari hidupnya.
Hari-hari yang jahat yang dimaksud dalam ayat ini adalah segala tipu muslihat iblis untuk menggagalkan masa depan manusia dengan berbagai cara. Iblis tahu Allah memiliki rencana yang indah bagi hidup anak-anaknya, dan iblis sungguh cemburu dan menginginkan agar manusia tidak sampai kepada apa yang dirancangkan Allah. Bagi orang muda iblis sangat senang menipu dengan mempergunakan hawa nafsu orang muda yang suka dengan berfoya-foya dan bersenang-senang. Orang yang merenungkan hari-hari (siang dan malam) akan bertindak hati-hati dalam bertindak sehingga akan selalu berhasil dan beruntung dengan berkat Tuhan yang berlimpah (Yosua 1:8).
Kepennuhan roh kudus tergantung pada orang percaya terhadap kasih karunia yang diberikan kepada mereka untuk mencapaidan memelihara pengudusan. Maksudnya seseorang tidak mungkin “ mabuk oleh anggur” dan pada saat yang sama “ penuh dengan roh”. Paulus mengingatkan semua orang percaya tentang perbuatan sifat berdosa bahwa mereka yang melakukan hal itu “ tidak akan mendapatkan bagian dalam kerajaan Allah” (Gal 5:19-21). Lagi pula mereka “ yang mendapatkan hal-hal yang demikian” tidak mendapat bagian dalam kehadiran dan kepenuhan roh kudus. Dengan kata lain, tidak memliki “buah roh” (Gal 5:22-23) berarti kehilangan kepenuhan roh (Kis 8:21). Paulus juga menambahkan dengan perbandingan yang tajam: janganlah cari kepenuhan dengan anggur melainkan dengan Roh Kudus. Mabuk adalah lumrah dalam dunia sekitarmu dan pemuasan akan anggur yang kelewat batas adalah pengalaman sehari-hari. Karena itu hendaklah kepenuhan Roh Kudus menjadi pusat perhatianmu yang penuh.
Hendakklah kamu penuh “ berarti dipenuhi berkali-kali oleh Roh Kudus. Anak-anak Allah harus senantiasa mengalami pembaharuan (Rm 12:2), dengan berkali-kali dipenuhi Roh Kudus. Artinya orang Kristen harus dibabtis dengan Roh Kudus setelah pertobatan, namun mereka perlu berkali-kali dipenuhi dengan roh untuk menyembah, melayani, dan bersaksi. Orang percaya mengalami kepenuhan Roh berkali-kali dengan memelihara iman yang hidup pada Yesus Kristus dipenuhi dengan firman Allah, berdoa, dan mengucap syukur dan memuji Tuhan, melayani sesama dan melakukan apa yang diinginkan oleh Roh Kudus (Gal 5:18). Beberapa akibat dari hal penuh dengan roh adalah berbicara dengan suka cita kepada Allah dalam mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani, mengucap syukur dan merendahkan diri seorang kepada yang lain.
Salah satu tanda dipenuhi oleh Roh kudus ialah keinginan untuk mengungkapkan kemesraan hati bagi Tuhan dengan memakai kidung-kidung dan nyanyian-nyanyian yang diilhamkan oleh Roh.
Semua lagu rohani kita baik di gereja maupun secara pribadi, harus terutama diarahkan kepada Allah sebagai doa ucapan syukur atau permohonan (Mzm 40:4 ; 77:7). Kidung pujian atau nyanyian rohani lainnya, menyanyikan lagu-lagu rohani merupakan sarana, peneguhan, ajaran, ucapan, syukur, dan doa. Nyanyian Kristen merupakan ungkapan sukacita. Tujuan dari menyanyikan lagu-lagu rohani bukanlah hiburan atau kesenangan pribadi, melainkan penyembahan dan pemujian Allah (Why 5:9-10).
Saling merendahkan diri di dalam kristus adalah suatu prinsip rohani yang umum. Prinsip ini harus diterapkan pertama-tama dalam keluarga Kristen, ketundukan, kerendahan hati, kelembutan, kesadaran, dan toleransi, harus merupakan ciri kas dari setiap anggota keluarga Kristen. Anak-anak harus tunduk kepada orang tua di dalam kasih dan ketaatan. Dan orang tua harus tunduk kepada kebutuhan anak-anak dan membina mereka di dalam ajaran dan nasehat Tuhan.
Batas hidup sebagai anak-anak terang. Jangan lagi suka kepada yang gelap-gelap (sembunyi-sembunyi), tidak jujur, tidak terbuka. Jangan lagi hidup seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, di dalam mempergunakan waktu yang ada. Selalu bersyukur kepada Tuhan dan semakin mengerti kehendak Tuhan serta selalu penuh akan Roh Kudus.
Komentar
Posting Komentar