Menderita Sebagai Kristen


Menderita sebagai Kristen

(1 Petrus 4:12-19)



Kebanyakan orang Kristen menganggap bahwa hidup di dalam Kristus itu hanya akan merasakan kesenangan, sukacita dan damai sejahtera. Tidak ada tangis, kekecewaan, pertengkaran, ataupun penderitaan lain, yang akan dirasakan. ketika menjadi bagian dari kekristenan. Tapi pada kenyataannya apakah seperti itu yang kita alami setelah hidup di dalam Kristus???  Tentu tidak, memang pada khirnya kita akan mersakan itu, pada perjalanannya bukanlah yang sukacita yang kita rasakan tapi malah sebaliknya. Cara berpikir di atas merupakan cara berpikir praktis orang Kristen tanpa dasar dan iman yang kuat. Artinya belum siap bahkan tidak siap menjadi pengikiut Kristus yang sejati. Ketika kita diterpa masalah maka imannya akan mudah sekali diombang-ambingkan, ketika kita mendapatkan keberuntungan kita bisa saja memuji Tuhan tetapi dengan mudah juga kita menyalahkan Tuhan jika kita terkena musibah atau masalah yang besar.
Seperti yang diajarkan Rasul Petrus kepada jemaat di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia kecil, dan Bitinia, beliau menyatakan bahwan menjadi orang Kristen memang tidaklah mudah. Ada beban berat yang harus kita pikul  sebagai pengikut-Nya yakni “Salib Kristus”.
Dalam mengikut Kristus, sangat dibutuhkan pengorbanan yang sungguh-sungguh dan kesiapan hati yang kuat untuk menerima setiap kemungkinan/kondisi, apakah hal baik atau buruk yang akan datang menimpa kita. Artinya kita harus siap menderita karena Kristus, bukan menderita karena perbuatan daging kita. Seperti Yesus yang telah terlebih dahulu menderita bagi kita yakni rela merendahkan diri-Nya.“Dengan mengabaikan kehinaan (Yesus) tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia” (Ibr 12:2).
Penderitaan adalah alat yang Allah pergunakan untuk membuat kita lebih peka dan untuk mencapai tujuanNya dalam kehidupan kita. Penderitaan dirancang untuk membangun kepercayaan kita kepada Yang Mahakuasa, akan tetapi penderitaan menuntut respons yang tepat agar dapat berhasil dalam menyelesaikan maksud-maksud Tuhan. Penderitaan menekan kita untuk meninggalkan kekuatan diri sendiri kepada hidup oleh iman dalam kekuatan yang berasal dari Allah.

Dalam hidup orang percaya, penderitaan itu merupakan suatu bentuk kesaksian hidup yang  tanpak lewat kehidupan nyata (2 Tim 2:8-10; 2 Kor 4:12-13; 1 Pet 3:13-17). Kalau orang percaya menghadapi penderitaan dengan sukacita dan dengan stabil, ini akan menjadi kesaksian berharga mengenai kuasa dan hidup Kristus yang kita yakini. Penderitaan memberi kesempatan untuk memanifestasi dan kemuliaan kuasa Allah lewat hamba-hambanya untuk meneguhkan si pembawa pesan dan pesan itu sendiri. Penderitaan memberi kesempataan untuk menyatakan bisa-dipercayanya kita sebagai utusan Kristus (1 Raj 17:17-24; Yoh 11:1-45). Ini mencakup beberapa hal:
a.    Untuk memuliakan Tuhan dihadapan para mahkluk surgawi (Ayb 1-2; 1 Pet 4:16).
b.    Untuk menyatakan kuasa Allah kepada orang lain (2 Kor 12:9, 10; Yoh 9:3).

c.    Untuk menyatakan sifat Kristus ditengah penderitaan sebagai satu kesaksian untuk memenangkan jiwa (2 Kor 4:8-12; 1 Pet 3:14-17).
Tapi tahukah anda dibalik penderitaan yang kita alami, sebenarnya ada kado spesial begitu besar dan luar biasa yakni kado keselamatan dan kehidupan yang kekal bagi setiap orang yang setia menderita karena Kristus. Jadi mengikut Kristus ada paket yang harus kita ketahui dan jalani yakni paket keselamatan dan Penderitaan. Seperti pesan Paulus terhadap murid rohaninya Timotius supaya sabar menderita (2 Tim 4:5 “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”). sama halnya dengan yang dikatakan Yakobus dalam pelayanannya supaya sabar terhadap penderitaan (Yak 5:10).
Perlu diingat bahwa pada hari penghakiman hanya orang-orang yang setialah yang akan menang dan mendapatkan mahkota kehidupan yang dijanjikan-Nya itu. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama semakin berpengharapan kepadaTuhan, menyerahkan segalanya kedalam Tangan-Nya, dan mintalah tuntunan-Nya supaya iman kita senantiasa kuat dalam menghadapi setiap tantangan-tantangan yang akan kita hadapi baik atau buruk keadaannya. Terlebih melawan setiap bentuk keinginan daging dan hawa nafsu kita karena musuh terbesar adalah diri kita sendiri.
Terimakasih!! Njuah-Njuah...


By: Jopi Tumanggor




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGALAMAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DALAM BERTUGAS (Lokasi : PPL di BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang)

“Yunus Belajar Menginsyafi, Bahwa Allah Mengasihi Bangsa-Bangsa Lain”

Pengembangan Masyarakat (Community Development)