PROSPEK PENGEMBANGAN KOMODITI KOPI DI PROVINSI SUMUT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kopi (Coffea sp.) sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan penerapan teknologi budidaya yang masih terbatas. Bila penerapan teknologi budidaya di perkebunan kopi rakyat tersebut diperbaiki, produksinya bisa ditingkatkan. Teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan adalah teknologi budidaya kopi poliklonal.
Ada empat faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi, yaitu: (1) teknik penyediaan sarana produksi, (2) proses produksi/budidaya, (3) teknik penanganan pasca panen dan pengolahan (agroindustri), dan (4) sistem pemasarannya. Keempat-empatnya merupakan kegiatan yang berkesinambungan yang harus diterapkan dengan baik dan benar.
Dalam era perdagangan bebas, komoditas kopi sebagai bahan baku utama industri kopi bubuk, mutu menjadi penentu daya saing di pasar ekspor maupun dalam negeri. Dengan teknik budidaya yang baik dan sesuai maka bisa dihasilkan mutu produk (biji kopi) yang baik dan sesuaiMdengan kehendak konsumen. Hal tersebut perlu diperhatikan para pekebun kopi agar usaha taninya dapat berhasil baik, produksi kopinya tinggi dan pendapatan petani juga tinggi.
PEMBAHASAN
A. Prospek Agribisnis Kopi di Sumut
Sumatera utara merupakan salah satu provinsi yang daerahnya berpotensi untuk pengembangan budidaya kopi. Beberapa daerah atau kabupaten yang terkenal dengan produksi kopinya adalah kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tobasa, dan Humbahas dan kabupaten lainnya yang potensial untuk pertanaman komoditi perkebunan ini. Adapun jenis kopi yang dibudidayakan di Sumatera utara ini adalah kopi jenis arabika dan robusta.
Sebagai salah satu provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia, produksi kopi mampu menunjang pendapatan asli daerah bagi daerah-daerah pertanaman kopi sekaligus meningkatkan pemasukan bagi pendapatan nasional Sumatera Utara terutama dari hasil ekspor ke luar negeri.
Salah satu perusahaan pengumpul dan eksportir kopi yang ada di Siborong-borong adalah PT Sumatera Speciality Coffes (SSC) dimana komoditas yang dibeli dari petani di wilayah itu diekspor ke berbagai negara melalui pelabuhan Belawan, kata penaggung jawab perusahaan yang beroperasi sejak 2000 dengan negara tujuan ekspor terbesar adalah perusahaan Starbuck di Amerika Serikat.
Penanggung jawab PT Sumatera Speciality Coffes (SSC) Siborong-borong, Joko, menerangkan bahwa setiap bulan pihaknya membeli sekitar 150 ton kopi dari petani sekitar wilayah kabupaten Taput, Tobasa, Humbahas dan Simalungun.
Pasar Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan Singapura merupakan pasar yang prospektif untuk meningkatkan volume ekpor kopi robusta, sedangkan Italia meningkatkan ekspor kopi arabika.
Sebagian besar ekpor kopi dari Sumut adalah adalah jenis kopi robusta (93 %). Jenis kopi arabika, yang harganya lebih mahal, hanya sebagian kecil. Menurut Reni Kustiari, Mahasiswa S3 Program Studi Ekonomi Pertanian Institut Petanian Bogor (IPB), berdasarkan hasil penelitiannya struktur pasar kopi dunia mendekati struktur pasar persaingan sempurna.Terdapat keterkaitan antara harga di tingkat produsen, harga pasar domestik, harga di tingkat pengekpor dan di tingkat dunia.
B. Prospek Pengembangan Pasar Kopi di Sumut
Salah satu jenis kopi yang sudah menembus pasar internasional adalah kopi varietas Sigararutang di slah satu kabupaten di Sumatera utara yaitu di kecamatan Tarutung kabupaten Tapanuli Utara.
Penanggung jawab PT Sumatera Speciality Coffes (SSC) Siborong-borong, Joko, menerangkan bahwa setiap bulan pihaknya membeli sekitar 150 ton kopi dari petani sekitar wilayah kabupaten Taput, Tobasa, Humbahas dan Simalungun.
Komoditas yang dibeli dari petani di wilayah itu diekspor ke berbagai negara melalui pelabuhan Belawan, kata penaggung jawab perusahaan yang beroperasi sejak 2000. Dikatakannya, perusahaan Starbuck di Amerika Serikat merupakan tujuan ekspor terbesar.
Menurut dia, bahan baku ekspor itu disiapkan di Siborong-borong oleh sejumlah kelompok tani yang menjadi binaan SSC dalam wadah koperasi.
Seorang petani desa Tampahan-Tobasa, Simanjuntak, mengemukakan, dirinya merasa mendapat kemudahan dengan adanya perusahaan yang berdekatan dengan daerahnya.
Menurut dia, pihaknya tidak perlu lagi pergi jauh serta repot dalam memasarkan hasil panennya. Harga jualnya pun lebih stabil, takni berkisar Rp13.000 per kilo, katanya.
Dijelaskannya, kebun miliknya saat ini berumur empat tahun, yang berarti sudah memasuki masa produktif dan menghasilkan hingga 10 kg kopi per pohon.
Secara terpisah, Kadis Perindag Koperasi UKM Taput, Barto Manalu menambahkan, umumnya para petani menjadi kelompok binaan dan masuk anggota koperasi di daerahnya. Akan tetapi, belum ada eksportir yang berdomisili di Taput. Idealnya, laporan atas transaksi perdagangan dan industri yang dilakukan di daerah ini, harus terdata jelas. Sehingga, peluang dan prospek pengembangan dapat dievaluasi.
Luas kebun kopi varietas Sigararutang mencapai 20.000 hektare, dengan produksi rata-rata sembilan ton per hektare. Komoditas itu dibudidayakan oleh hampir 9.000 lebih kepala keluarga (KK).
C. Rekayasa Produk Olahan Kopi
Berbicara tentang bentuk olahan kopi, ternyata komoditas ini memeiliki banyak hasil olahan yang sudah mendunia dan sangat bayak diminati oleh penikmat kopi di seluruh dunia.
Produk olahan kopi yang paling sering terlihat adalah kopi yang dijual dalam bentuk bubuk yang dibuat dalam kemasan atau dibeli secara eceran. Perkembangan bentuk olahan kopi yang sudah ada dipasaran saat ini adalah permen kopi, tetapi ini hanyalah merupakan pengembangan dari bentuk mengkonsumsi kopi sebagai minuman menjadi sejenis makanan. Selain permen, sekarang muncul pula pengembangan produk kopi siap minum dalam bentuk cup (cangkir).
Berbicara tentang bentuk olahan kopi, ternyata komoditas ini memeiliki banyak hasil olahan makanan dan minuman yang populer dan sangat bayak diminati oleh penikmat kopi di seluruh dunia.
Secara umum produk hasil olahan kopi di dunia diantaranya adalah kopi hitam, espresso, latte, cafe au lait, kopi tubruk, melya, kopi mocha, oleng, frappe, kopi instan, Irish kopi dan lain sebagainya. Sedangkan untuk Provinsi Sumatera Utara produk hasil olahan yang terkenal adalah kopi tubruk instan, kopi bubuk, kopi luwak Sidikalang, dan permen kopi.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kopi merupakan minuman ekstase berkafein tinggi, kopi menempati peringkat dua dunia, satu tingkat di bawah air putih dalam hal konsumsi yang membuat kopi menjadi komoditas utama terbesar ketiga di bawah minyak bumi dan gas.
2. Komoditi kopi di Sumut memiliki prospek agribisnis yang sangat bagus baik dari segi kualitas produk, produktifitas dan kontuinitas, serta areal pertanaman yang luas membuat komoditi ini semakin banyak dibudidayakan di berbagai kabupaten/kota yang juga merupakan sumber penghasilan utama provinsi Sumut.
3. Komoditi kopi dari Sumut memiliki pangsa pasar yang sangat luas baik skala naasional maupun Internasional karena kualitas/cita rasa dan aroma yang khas diikutidengan negara tujuan ekspor terbesar adalah perusahaan Starbuck di Amerika Serikat.
4. Bentuk hasil olahan kopi dari provinsi Sumatera Utara yang terkenal adalah kopi tubruk instan, kopi bubuk, kopi luwak Sidikalang, dan permen kopi.
Saran
1. Untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan harga dan permintaan pasar dunia sebaiknya kualitas kopi di Sumut tetap dijaga dengan perawatan yang baik dan penanganan pasca panen yang baik.
2. Penyediaan perusahaan eksportir kopi di tiap kabupaten penghasil kopi secepatnya harus diperhatikan dan diadakan oleh pemerintah daerah/pusat.
3. Diversifikasi produk olahan kopi sebaiknya harus terus ditingkatkan dengan inovasi baru melalui penelitian-penelitian oleh dinas pertanian dan pihak terkait agar lebih beragam dan bersaing di pasaran.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius : Yogyakarta.
Antara Sumut. 2010. Kopi Sigararutang Tembus Pasar Dunia.
pasar-dunia/). Diakses tanggal 14 Desember 2010.
Ernawati, Rr., dkk. 2008. Teknologi Budidaya Kopi Poliklonal. Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Agro Media :
Jakarta.
Komentar
Posting Komentar